Kamis, 29 Agustus 2013

Let it be short

biar seluruh hidup, kekuatan dan nafas aku abis didedikasikan buat Tuhan.
Waktu2 ini aku lagi mencoba deal dengan apa yang Tuhan mau. Toh ditengah semua kekacauan ini Tuhan tetep punya janji bahwa semua ini akan lewat. Penyesalan ga merubah apapun. Saat orang yang aku harapkan akan mengasihi dan meneriima aku apa adanya pergi, toh ga ada hal apapun yang mampu menahan mereka...

Dia seperti malaikat.... Terlalu indah untuk dipertahankan dan biar dia pergi untuk membawa tawa dan sinar bagi banyak orang. Sayapnya kuat dan saat ia melangkah pergi ia tetap membawa senyum di wajah mereka. Di sisi hatiku, aku melihat kebahagiaan di matanya. Tanpa aku dia begitu bersinar, sedangkan aku tanpanya semakin menjadi abu-abu.

Namun saat melihat kebahagiaannya dari sisi hatiku yang lain, aku bersyukur menjadi abu-abu sebab dalam gelapku, aku melihat sinarnya menerangi kepedihan sebuah kehilangan menjadi kerelaan demi kebaikannya. Tapi bukan, demi kebahagiaanku lebih tepatnya. Untuk hal ini aku harus menjadi egois dan tetap logis. Sebab tanpa kehangatannya aku tetap melihat sinar matahari memasuki sudut hatiku. 

Ia seorang malaikat yang begitu istimewa, namun ia ada untuk semua dan aku tak mampu menggenggamnya. Aku hanya mampu menunggu kedatangannya di jendela kamar kecilku... malaikat kecil lain datang mencoba mengetuk jendela, namun saat aku membukanya, ia tak dapat lagi masuk.jadi aku membiarkan jendela itu terbuka bagi malaikat kecil istimewaku.

Sampai suatu hari kebaikan Tuhan membisikkan sebuah kata bermuatan banyak kekuatan untuk berhenti menunggu malaikat kecil dan menutup jendela rapat-rapat baginya. Dan akupun membuat langkah lara menutup jendela kecilku dengan tirai putih besar. Aku tidak ingin tirai itu koyak maupun tersingkap dulu bagi malaikat lain.

Kadang aku tak biasa... Aku terlalu lama menunggu malaikat kecil untuk datang mengetuk jendela selama bertahun-tahun sehingga aku terbiasa. Tapi kemudian aku mencoba mengingat kebahagiaan malaikat kecil dengan sinarnya sekarang tanpa aku. Dan aku memutuskan untuk menutup jendela kemudian membuka pintu bagi masa depanku.

Saat aku membuka pintu, aku menemukan sebuah jalan berliku yang telah ditetapkan bagiku. Namun aku dapat melihat, itu tak mudah dan aku tak bahagia disana. Aku lebih senang menunggu malaikat kecilku dibalik jendela daripada menempuh jalan itu. Jalan itu penuh duri, belukar dan air mata. Ditengah jalan aku menangis dan ingin pulang, berandai duduk lagi di tepi jendela menunggu malaikat kecilku. Namun aku tak bisa.... Aku mencoba melihat sebuah sinar dalam pekatnya semak duri ini. Semak ini panjang, tampak seperti tak berujung.

Walupun itu jalanku, kakiku mencoba berlari menghindari belukar dengan segala upaya, namun semuanya sia-sia. Ia menjadi nasibku dan aku bersamanya - sebuah semak menjerat sehingga aku tak mampu lagi berlari menghindarinya. Sedangkan kakiku sudah berdarah dan aku tak lagi mampu berlari.

Aku duduk dan menangis mencoba menggerakan hati Tuhan untuk mengubah keputusanNya. Aku bermimpi menjadi seorang gadis istimewa bersama malaikat yang kutunggu bertahun-tahun di jendela, tapi mengapa akhirnya aku berakhir di belukar? Beberapa datang mencoba menarik aku pergi dari sini, tapi belukar ini mengikat aku begitu erat, hanya ada darah dan air mata. Seolah sebuah porsi kebahagiaan telah habis tertelan belukarnya.

Di tengah belukar aku sadar bahwa aku diciptakan bukan sebagai gadis yang duduk di tepi jendela dan menunggu malaikat kecil untuk memberi sinar dalam kehidupanku. Aku adalah seorang pejuang yang akan membuka hutan. Semak belukar itu akan melukai aku, namun saat Tuhan ada di jalan itu, ia menjadi alas terkuat yang membiarkan aku tetap menempuhnya dengan selamat sampai akhir, walaupun memungkin kakiku tak berbentuk dan cacat.Setidaknya untuk jalanku aku diciptakan. Mungkin waktu tak dapat menyembuhkan luka- luka yang timbul akibat belukar itu. Aku bukan lagi gadis kecil yang menunggu di tepi jendela, aku menjadi wanita yang menangis di tengah belukar, kehilangan banyak hal dan berdarah.

Mimpiku untuk malaikat kecil yang akan datang melalui jendela telah berubah. Kerasnya hutan menguatkan ototku yang tadinya hanya duduk menunggu untuk menjadi otot seorang pahlawan yang siap berperang membuka hutan. Aku mengambil air hidupku setiap pagi demi melanjutkan perjalananku. Air itu membasuh darah mengalir karena belukar-belukar itu. aku tak mampu menghindari menjadi berdarah. Tapi setidaknya air itu membawa aku berjalan lebih jauh. Aku cepat menjadi lelah dan hanya dapat berlutut dan mengharapkan kekuatan kembali datang.

Walaupun jalanya menyakitkan dan melukai aku setidaknya aku mengerti bahwa aku diciptakan bukan sebagai seorang gadis yang duduk menanti malaikat kecil di tepi jendela. Tetapi seorang wanita yang pergi bertualang untuk membuka hutan.

Untuk memenuhi tujuan hidup yang telah Tuhan tetapkan bagi diriku...
Life with His passion in me......